MANAJEMEN PENGETAHUAN PERPUSTAKAAN KONVENSIONAL PERPUSTAKAAN BATU API JATINANGOR SUMEDANG
![]() |
Dokumen Pribadi, diambil pada Sabtu, 17 September 2011|BATU API |
Apa yang disampaikan Sulistiyo Basuki (1991:4) dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan mengutip dari Webster’s Third Edition International Dictionary Edisi 1961 menyampaikan
bahwa “Perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan pustaka
lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan, atau
kesenangan.”
Dari pemaparan di atas, ada
pemandangan menarik yang dipertontonkan oleh Perpustakaan Batu Api yang berada
di Jl. Jatinganor 142 A Sumedang dan berada tepat di sebelah mall Jatinangor Town Square (jatos). Pemandangan
dari sekumpulan mahasiswa yang bergerombolan berkunjung ke perustakaan Batu
Api, yang tidak hanya menyediakan koleksi-koleksi seperti perpustakaan
biasanya, seperti perpustakaan universitas dan perpustakaan lembaga lainnya.
Penulis, dan teman-teman
menemukan hal yang berbeda yaitu dari koleksi yang disediakan, mulai dari
pelayanan, dan pemanfaatan layanan perpustakaan tersebut. Memang secara legal,
Batu Api bukan termasuk perpustakaan lembaga apapun. Melainkan, milik pribadi yang
bisa dikonsumsi oleh siapapun, dengan catatan harus jadi anggota perpustakaan
terlebih dahulu. Pengalaman penulis, setelah menyambangi perpustakaan ini,
kesan yang kami peroleh sangat unique.
Anton Solihin, pemilik
perpustakaan Batu Api menuturkan bahwa semenjak awal perpustakaan ini, sudah
didesain supaya menjadi perpustakaan yang bisa dinikmati oleh siapapun. Dari
tahun ke tahun, setelah perpustakaan didirikan 1 April 1999 yang sudah berumur
seikitar 13 tahun, sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Mulai dari
koleksi bahan pustaka, pun dengan anggota yang sudah cukup bertambah dari waktu
ke waktu.
Hal ini dirasakan oleh
penulis sendiri (Abd. Qadir Jailani) yang juga merupakan anggota dari
perpustakaan Batu Api, merasakan kenyamanan dalam memanfaatkan bahan pustaka
yang ada. Sesuai dengan apa yang disampaikan Sulistiyo Basuki di atas,
perpustakaan seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap pemustaka, dan hal
inipun dirasakan oleh penulis (Abd. Qadir Jailani) dan beberapa anggota
perpustakaan lainnya.
Ruang diskusi yang
disediakan, memang memberikan pelayanan yang nyaman ditambah bisa berinteraksi
dengan teman-teman lintas fakultas, dan bahkan lintas universitas (perguruan
tinggi). Di samping itu, interaksi lebih lanjut dengan teman-teman anggota
perpustakaan bisa berlangsung melalui media sosial seperti group facebook yang
disediakan oleh pemilik perpustakaan ini.
Koleksi Yang disediakan
Sebagai sebuah perpustakaan
milik pribadi, tentunya mulai dari pengadaan koleksi, pemeliharaan, dll. Tentunya
melalui budgeting yang dikelola secara pribadi juga, sehingga tidak ada
campur tangan dari lembaga apapun terkait hal tersebut. Hanya saja, Solihin
menuturkan bahwa perpustakaan Batu Api memiliki jatah tiga sampai empat kali
kegiatan yang bekerja sama secara langsung dengan penerbit Gramedia. Tentunya,
dengan kerja sama tersebut, dalam pengelolaan perpustakaan ini jauh lebih
membantunya untuk terus mengembangkan perpustakaan miliknya.
Di samping itu pula, perpustakaan
Batu Api juga menyediakan koleksi lainnya yang tidak kalah menariknya, seperti
Film, Vide Dokumenter, dll. Apa yang dilakukan oleh Solihin, senada dengan apa
yang disampaikan Pawit M. Yusup (2012: 438) dalam bukunya Perspektif
Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Dia
menulis bahwa:
“kita masih ingat
bahwa pengetahuan (knowledge) yang dikelola oleh perpustakaan, termasuk
perpustkaaan konvensional adalah jenis pengetahuan yang cenderung berkategori
eksplisit, bahkan lebih mengarah kepada jenis penyimpanan pengetahuan yang
eksplisit tadi, yakni ‘pustaka’, yang sering diidentikkan dengan buku dan
urutannya. Padahal makna pustaka yang sebenranya adalah semua jenis bahan
bacaan yang terdiri atas bahan dari kertas dan bahan dari bukan kertas, bahkan
cetakan dan bahan noncetakan, dan bahkan sekarang berkembang dengan bahan-bahan
audio dan audiovisual. Dari konsep yang terakhir ini nantinya dikenal dengan
nama ‘bahan pustaka’ untuk maksud pustaka tadi. “
Inilah, yang dilakukan oleh
Solihin dalam memanaj perpustakaannya sebagai perpustakaan pribadi yang
diperuntukkan untuk siapapun tanpa memandang status apapun. Sehingga, dengan
hal inilah perpustakaan Batu Api dari tahun ke tahun semakin berkembang maju.
Daftar Bacaan:
Basuki, Sulistiyo. 1991. Pengantar
Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia
Yusup, Pawit M. 2012. Perspektif
Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada.
*Catatan: tulisan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pengetahuan Perpustakaan (MPP) tahun 2013 lalu, ditulis oleh saya (Abd. Qadir Jailani), Ekky Risdiyanto Wicaksono, Anggie Oktaviana, dan Anggi Santosa.
Label: Tugas Kuliah