Kamis, 26 Juni 2014

MANAJEMEN PENGETAHUAN PERPUSTAKAAN KONVENSIONAL PERPUSTAKAAN BATU API JATINANGOR SUMEDANG

Dokumen Pribadi, diambil pada Sabtu, 17 September 2011|BATU API

Apa yang disampaikan Sulistiyo Basuki (1991:4) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan mengutip dari Webster’s Third Edition International Dictionary Edisi 1961 menyampaikan bahwa “Perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan, atau kesenangan.”

Dari pemaparan di atas, ada pemandangan menarik yang dipertontonkan oleh Perpustakaan Batu Api yang berada di Jl. Jatinganor 142 A Sumedang dan berada tepat di sebelah mall Jatinangor Town Square (jatos). Pemandangan dari sekumpulan mahasiswa yang bergerombolan berkunjung ke perustakaan Batu Api, yang tidak hanya menyediakan koleksi-koleksi seperti perpustakaan biasanya, seperti perpustakaan universitas dan perpustakaan lembaga lainnya.

Penulis, dan teman-teman menemukan hal yang berbeda yaitu dari koleksi yang disediakan, mulai dari pelayanan, dan pemanfaatan layanan perpustakaan tersebut. Memang secara legal, Batu Api bukan termasuk perpustakaan lembaga apapun. Melainkan, milik pribadi yang bisa dikonsumsi oleh siapapun, dengan catatan harus jadi anggota perpustakaan terlebih dahulu. Pengalaman penulis, setelah menyambangi perpustakaan ini, kesan yang kami peroleh sangat unique.

Anton Solihin, pemilik perpustakaan Batu Api menuturkan bahwa semenjak awal perpustakaan ini, sudah didesain supaya menjadi perpustakaan yang bisa dinikmati oleh siapapun. Dari tahun ke tahun, setelah perpustakaan didirikan 1 April 1999 yang sudah berumur seikitar 13 tahun, sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Mulai dari koleksi bahan pustaka, pun dengan anggota yang sudah cukup bertambah dari waktu ke waktu.

Hal ini dirasakan oleh penulis sendiri (Abd. Qadir Jailani) yang juga merupakan anggota dari perpustakaan Batu Api, merasakan kenyamanan dalam memanfaatkan bahan pustaka yang ada. Sesuai dengan apa yang disampaikan Sulistiyo Basuki di atas, perpustakaan seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap pemustaka, dan hal inipun dirasakan oleh penulis (Abd. Qadir Jailani) dan beberapa anggota perpustakaan lainnya.

Ruang diskusi yang disediakan, memang memberikan pelayanan yang nyaman ditambah bisa berinteraksi dengan teman-teman lintas fakultas, dan bahkan lintas universitas (perguruan tinggi). Di samping itu, interaksi lebih lanjut dengan teman-teman anggota perpustakaan bisa berlangsung melalui media sosial seperti group facebook yang disediakan oleh pemilik perpustakaan ini.

Koleksi Yang disediakan
Sebagai sebuah perpustakaan milik pribadi, tentunya mulai dari pengadaan koleksi, pemeliharaan, dll. Tentunya melalui budgeting yang dikelola secara pribadi juga, sehingga tidak ada campur tangan dari lembaga apapun terkait hal tersebut. Hanya saja, Solihin menuturkan bahwa perpustakaan Batu Api memiliki jatah tiga sampai empat kali kegiatan yang bekerja sama secara langsung dengan penerbit Gramedia. Tentunya, dengan kerja sama tersebut, dalam pengelolaan perpustakaan ini jauh lebih membantunya untuk terus mengembangkan perpustakaan miliknya.

Di samping itu pula, perpustakaan Batu Api juga menyediakan koleksi lainnya yang tidak kalah menariknya, seperti Film, Vide Dokumenter, dll. Apa yang dilakukan oleh Solihin, senada dengan apa yang disampaikan Pawit M. Yusup (2012: 438) dalam bukunya Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Dia menulis bahwa:
“kita masih ingat bahwa pengetahuan (knowledge) yang dikelola oleh perpustakaan, termasuk perpustkaaan konvensional adalah jenis pengetahuan yang cenderung berkategori eksplisit, bahkan lebih mengarah kepada jenis penyimpanan pengetahuan yang eksplisit tadi, yakni ‘pustaka’, yang sering diidentikkan dengan buku dan urutannya. Padahal makna pustaka yang sebenranya adalah semua jenis bahan bacaan yang terdiri atas bahan dari kertas dan bahan dari bukan kertas, bahkan cetakan dan bahan noncetakan, dan bahkan sekarang berkembang dengan bahan-bahan audio dan audiovisual. Dari konsep yang terakhir ini nantinya dikenal dengan nama ‘bahan pustaka’ untuk maksud pustaka tadi. “

Inilah, yang dilakukan oleh Solihin dalam memanaj perpustakaannya sebagai perpustakaan pribadi yang diperuntukkan untuk siapapun tanpa memandang status apapun. Sehingga, dengan hal inilah perpustakaan Batu Api dari tahun ke tahun semakin berkembang maju.

Daftar Bacaan:
Basuki, Sulistiyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia

Yusup, Pawit M. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.  


*Catatan: tulisan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pengetahuan Perpustakaan (MPP) tahun 2013 lalu, ditulis oleh saya (Abd. Qadir Jailani), Ekky Risdiyanto Wicaksono, Anggie Oktaviana, dan Anggi Santosa. 

Label: