Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia, Mimpikah?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwaG1iVjoSWralEdPZnPRCZdQAf_2sSYLmSUZSo31CqDFWmlqhdxs8-vxQm3fGJL4LdW8FvPwXGjrQq6sjYyBznuF92ACgFkgiBL6kaSgJPoh4h7efk7vAMJVJJQ8I7BZzqNBSuXMrerk/s400/maritim.jpg)
Tentunya dengan
pemerintahan baru ini, bangsa Indonesia berharap besar supaya kedaulatan bangsa
benar-benar bisa tercapai. Kedaulatan bangsa yang berpihak kepada rakyat bukan
berpihak kepada penguasa yang selalu
mengebiri bangsa ini.
Gagasan besar menjadikan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia” menjadi titik balik bangsa Indonesia. Indonesia atau Nusantara, seperti disinyalir oleh sejumlah pakar ilmu kelautan, adalah kawasan kepulauan terbesar di dunia. Ditempat inilah, kurang lebih 17.508 pulau terhampar dengan luas yang mencapai 5,8 juta km2, garis pantai terpanjang di dunia berada dengan panjang 81.000 km (14% dari garis pantai yang ada di seluruh dunia).
Kita bisa menambahkan bahwa di
kawasan ini juga filosof dan sastrawan terkenal Sultan Takdir Alisyahbana
memproyeksikan munculnya Kawasan Peradaban Besar Ketiga, setelah Peradaban
Besar Pertama di Laut Tengah, Pantai Selatan Eurofa dan Afrika Utara yang
berakar pada tradisi intelektual Yunani-Latin;
dan Peradaban Besar Kedua di kawasan Atlantik, Eurofa Barat dan Amerika
yang berakar pada tradis I keilmuan Barat Modern.
Bila ditengok dari konteks sejarah,
sudah sejak berabad-abad lalu potensi kekayaanIndonesia dibidang kemaritiman
sangatlah besar. Mulai abad ke-9 Masehi, yang merupakan tonggak awal masa
keemasan nusantara, bangsa ini telah melakukan pelayaran jauh dan mengarungi
lautan, kebarat memotong Lautan Hindia hingga Madagaskar, ketimur hingga Pulau
Paskah.
Dengan kian ramainya arus perdagangan
melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di nusantara yang bercorak
maritime dan memiliki armada laut yang besar. Kerajaan Sriwijaya (683-1030 M)
adalah bukti bahwa kejayaan maritim Indonesia masalampau senyatanya tidak bisadi
sepelekan. Oleh karena itu, tak ayal jika sejarah menegaskan bahwa Indonesia memiliki pengaruh yang sangat dominan di wilayah Asia
Tenggara terutama melalui kekuatan maritime besar di bawah Kerajaan Sriwijaya dan
kemudian Majapahit.
Sedangkan dari sisi kekayaan lautnya,
Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI) Dr. YuliusPaonganan, M.Sc,
menegaskan bahwa total potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar yang
diperkirakan mencapaiRp 7.200 triliun per tahun, atau enam kali lipat dari APBN
2011 (Rp 1.299 triliun) dan satu setengah kali Product Domestic Bruto (PDB).
Dengan potensi yang mencapai enam kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) ini, potensi kelautan dapat mendorong pembukaan lapangan kerja sekitar
30 juta orang.
Potensi tersebut dapat kita urai secara
singkat disini. Dari sisi ekosistem laut. Ekosistem di laut Indonesia tercatat sangat
bervariasi khususnya ekosistem pesisir. Ekosistem-ekosistem ini menopang kehidupan
dari sekian banyak spesies. Ekosistem mangrove yang memiliki ribuan spesies dimana
didalamnya terdapat potensi sumberdaya non hayati yang begitu melimpah, selain sebagai
kekayaan kelautan halini juga bisamen jadi destinasi wisata yang memiliki potensi
yang besar, tempat pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian. Belum
lagi potensi sumberdaya mineral di dalam laut, Benda muatan kapal tenggelam (
BMKT ) yang nilainya begitu besar sehingga tak sedikit pihak yang berusaha mengeksploitasi
semua itu.
Sedangkan dibidang perikanan, laut
Indonesia memiliki beragam dan berlimpah sumberdaya ikan mulai dari peraiaran permukaan
hingga dasar lautan. Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia
pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan
di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70 persen potensi
minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada di perairan
Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplor
dan dimanfaatkan. Karenanya, komoditi yang begitu besar yang hingga saat ini belum
mampu dimanfaatkan secara optimal ini, tak jarang penjarahan dan pencurian oleh
nelayan asing senantiasa merongrong kekayaan laut negeri ini. Keterbatasan
armada kapal ikan Indonesia dan kemampuan peralatan sertadaya jelajah nelayan kita
adalah salah satu faktor kurang maksimalnya upaya pemanfaatan potensi perikanan
kita.
Akan tetapi, potensi yang berlimpah ini
tidak ditopang dengan sistem pertahanan yang mumpuni. Dari sisi pertahanan,
penguasaan laut berarti mampu menjamin penggunaan laut untuk kepentingan nasional
dan mencegah lawan menggunakan potensi laut yang kita miliki. Kebutuhan akan sistem
pertahanan yang mumpuni ini semakin mendesak mengingat kedudukan Indonesia pada
posisi silang perdagangan dan memiliki 4 dari 9 Sea Lines of Communication dunia.
Posisi ini mengakibatkan Indonesia mempunyai kewajiban yang sangat besar untuk menjamin
keselamatan dan keamanan pelayaran internasional di Selat Malaka atau Singapura
dan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Oleh karena itu, pemerintah perlu segera
menyelesaikan percepatan batas wilayah laut agar dapat memberikan memberikan kepastian
atas batas wilayah Negara dan dapat mempererat hubungan bilateral antara negara
yang berbatasan, serta mendorong kerjasama kedua negara yang berbatasan di
berbagai bidang termasuk dalam pengelolaan kawasan perbatasan, misal
terkait pelayaran, kelautan dan perikanan.
Seperti yang diketahui, Indonesia
memiliki perbatasan maritime dengan 10
negara yaitu dengan India (Landas Kontinen, Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE)), Thailand (Landas Kontinen, ZEE), Malaysia (Laut Wilayah, ZEE, Landas Kontinen),
Singapura (Laut Wilayah), Vietnam (Landas Kontinen, ZEE), Filipina (ZEE, Landas
Kontinen), Palau (ZEE, LandasKontinen), Papua Nugini (ZEE , Landas Kontinen),
Timor Leste (Laut Wilayah, Landas Kontinen, ZEE) dan Australia (ZEE, Landas Kontinen).
Dari sejumlah perbatasan itu, Indonesia telah menyelesaikan sebagian penetapan batas
maritime dengan India (Landas Kontinen), Thailand (Landas Kontinen), Malaysia
(sebagian Laut Wilayah, Landas Kontinen), Singapura (sebagian Laut Wilayah),
Vietnam (Landas Kontinen), Filipina (ZEE), Papua Nugini (ZEE, Landas Kontinen)
dan Australia (ZEE, Landas Kontinen).
Dengan upaya pembenahan dibidang pertahanan
ini, bukan hal yang mustahil dan dalam jangka waktu yang tak terlalu lama lagi bahwa
Indonesia akan benar-benar menjadi Poros Maritim Dunia. Sambil mengutip ungkapanAlfred
Thayer Mahan, seorang Perwira Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya
"The
Influence of Sea Power upon History" bahwa sea
power merupakan unsure terpenting bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara,
yang manajika kekuatan-kekuatan laut tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan
kesejahteraan dan keamanan suatu negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekuatan laut
tersebut diabaikan akan berakibat kerugian bagi suatu Negara atau bahkan meruntuhkan
Negara tersebut.
*Tulisan ini dimuat di Tabloid Inspirasi Maret 2015
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda