Judul
Buku : Indonesia Timur Tempo Doeloe
1544-1992
Judul
Resensi : Berziarah ke Indonesia Timur
tahun 1544-1992
Penulis : George Miller
Penerbit : Komunitas Bambu, Januari 2012
Ukuran : 15,5 x 24 cm
Tebal : 440 hlm.
Harga : 110.000
ISBN : 978-602-9402-01-8
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj_S5z1BksSLwbuC0HURcCeVEjCJbePaIbxa9urWxeMl3yF1EjA0CzPok2lknweeTKAKerDGezhiWky660SShEGVXFYOFrumAvkZDnO5u_HCJ0eBAW-SSaI3NUa7NKGs8uEF3dadTGd4o/s400/Indonesia+Timur.jpg)
Cerita
para penjelajah Indonesia Timur dari barat, sudah menyebar luas di kalangan
penjelajah dan pembesar kerajaan di barat pada masa itu. Hampir selama 500
tahun, barat yang dalam hal ini banyak dibintangi bangsa Eropa telah singgah di
kawasan ini.
Miller
menulis dalam sebuah kata pengantar bukunya, bahwa “Indonesia Timur merupakan
suatu daerah yang secara geografis mencakup Sulawesi (atau celebes), Kepulauan
Sunda Kecil, Timor, Maluku, Irian Barat [nama Irian Barat digunakan sejak
1969-1973 kemudian diganti menjadi Irian Jaya, sekarang Papua], dan sejumlah pulau
kecil lain yang letaknya berdekatan dengan pulau-pulau besar tersebut” (hlm.
xxi).
Membaca
buku Miller ini, serasa mengunyah sebuah makanan renyah dan rasanya sungguh
lezat. Indonesia Timur dalam rentan waktu 1544-1992 memang menjadi sebuah
tempat impian para pelancong dan penjelajah dunia untuk singgah di tempat ini.
Keindahan dan kemolekan tempat ini telah merayu mereka untuk singgah ataupun
sekedar berlibur. Kendatipun demikian, sebagian para pelancongn dan penjelajah
pada waktu itu juga tertarik singgah karena kekayaan alamnya yang melimpah.
Sebagai
seorang pustakawan senior Australian National University yang juga ahli sejarah
Asia Timur dan Asia Tenggara, Miller telah berhasil meramu sebuah tulisan yang
sangat kompleks mengenai Indonesia Timur. Tulisan yang diramu dari berbagai
sumber yang notabenenya adalah catatan-catatan dan cerita para penjelajah dari
barat yang pernah singgah di tempat ini. Menjadi sebuah kisah dan cerita yang
memiliki cita rasa tinggi dan sangat menarik yang diuraikan dalam sebuah buku.
Seperti
sebuah kisah yang ditulis Francis Fletcher, seorang pendeta yang ikut dalam
sebuah penjelajahan panjang bersama Francis
Drake yang diberi judul Berkah dan Tragedi Sepanjang Jala. cerita ini berkisah
tentang Francis Drake, seorang pelaut termasyhur di zaman Elizabeth. Dalam
kisahnya Drake merasakan sebuah pengalaman yang sangat berharga, sebuah
pengalaman yang berkah dan mengalami berbagai tragedi. Berkah karena mendapat
sambutan hangat dari penduduk pribumi, dan tragedi karena ancaman maut tidak
luput dari perjalanannya selama
menjelajah dan mengarungi wilayah Indonesia Timur (hlm. 9).
Persinggahan
Drake beserta awak kapalnya di wilayah Indonesia Timur disambut hangat oleh
Sultan Babullah, yang pada waktu itu menjabat sebagai Raja Ternate. Drake dalam
kisahnya juga ikut andil dalam menyingkirkan portugis dari ternate, yang
kemudian portugis bermukim di Ambon. Hanya
saja setelah meninggalkan Maluku dan menemukan sebuah pulau yang ia tinggali
selama 26 hari, Drake dan semua awak kapalnya meninggalkan pulau tersebut.
Celakanya baru saja angkat jangkar meninggalkan pulau tersebut (pulau
kepiting), kapal mereka menabrak sebuah beting atau batu menyerupai karang yang
berada di perairan dekat pantai. Sehingga Drake dan semua awak kapalnya nyaris
celaka (hlm. 9).
Cerita
yang tak kalah menarikanya dalam buku ini, seperti cerita yang berjudul
“Berburu Komodo” yang ditulis oleh W. Douglas Burden. Pulau komodo yang
diceritakan merupakan sebuah pulau kecil yang sedikit orang tahu, selain
beberapa nelayan mutiara dan pangeran dari Mcklenburge yang sempat singgah dan
menetap di pulau ini pada waktu itu. Awalnya hewan besar komodo dianggap
sebagai monster oleh penduduk sekitar waktu itu, karena memang sebelumnya masih
jarang orang yang meneliti tentang komodo dan tempat itu. Menariknya, tempat
ini terdapat hewan besar yang disebut komodo yang mirip buaya besar sebelumnya,
yang pada akhirnya para penjelajah yang singgah di pulau ini berhasil menangkap
dan menelitinya (hlm. 217-226).
Selain
kedua cerita dan kisah tadi, masih banyak lagi berbagai cerita dan kisah yang
ditulis. Sebenarnya dalam buku yang diberi judul “Indonesia Timur Tempo Doeloe
1544-1992” terdapat 28 kisah yang ditulis oleh mereka yang pernah melakukan
ekspedisi dan penjelajahan ke wilayah Indonesia Timur. Dari 28 kisah tadi
dibagi dalam 6 tema yang meliputi kisah tentang Saudagar Rempah, Para
Misionaris dan Pelaut, Kaum Naturalis Abad Ke-19, Petualangan dan Wisata Abad
ke-20 di Masa Perang Dunia, Penjelajah dan Wisatawan Abad ke-20, serta Di
belakang Garis Pertahanan Musuh.
Hanya
saja, wilayah Indonesia Timur yang dulunya menjadi surganya para pelancong dan
penjelajah barat yang banyak dibintangi bangsa Eropa, seakan telah menjadi
cerita dan sejarah masa lalu. Saat ini wilayah Indonesia Timur menjadi wilayah
yang termarjinalkan karena kurang perdulinya pemerintah terhadap wilayah
tersebut. Penduduk dan masyarakatnya seakan tidak dianggap keberadaannya,
seperti halnya Papua yang kaya sumber daya alamnya yang melimpah. Akan tetapi
penduduk pribuminya tidak bisa merasakan nikmatnya kekakayaan sumber alam yang
mereka miliki, melainkan orang asing yang meraup kenikmatan tersebut. Begitupun
dengan masyarakat dan penduduk yang berada di daerah perbatasan
(baca:Kalimantan timur). Meraka seakan tidak merasakan sejatinya sebuah
kemerdekaan. Entah bagaimana kelanjutan cerita dan kisah mereka.
Terlepas
dari semua itu, 28 cerita dan kisah tentang Indonesia Timur dalam kurun waktu
1544-1992, yang diramu oleh George Miller ke dalam sebuah buku, menjadi kisah inspiratif dan layak untuk
dibaca oleh berbagai kalangan, khususnya akademisi dan praktisi pendidikan dan
sejarah Indonesia. Walaupun buku ini bukan merupakan buku sejarah, hanya saja buku
ini telah berhasil menjadi ramuan bacaan yang sangat menarik. Selamat
membaca.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda