MARI MENDONGENG BERSAMA KANG ARYO
Bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, kata Dongeng sudah tidak asing lagi. Dongeng seakan menjadi
ruh kehidupan masyarakat Indonesia .
Tentu, dulu semenjak kecil kita pernah mendengar sebuah dongeng yang mungkin
didongengkan oleh Guru kita semenjak di Taman Kanak-Kanak, atau bahkan sebelum
kita tidur, Ibu kita pernah mendongeng sembari menina bobokkan kita.
Hanya saja terkadang kita tidak
menyadari apa yang dulu pernah diceritakan atau dijelaskan oleh Guru, atau Ibu
kita itu merupakan bagian dari dongeng. Lantas kita mungkin bertanya-tanya apa
sebenarnya yang dimakusdkan dengan dongeng? Sebenarnya penting tidak dongeng
itu? Mengapa harus ada dongeng? Apa sih filosofi yang terkandung dalam dongeng
itu? Siapa yang semestinya mendongeng?
Dalam kesempatannya, Mohammad Aryo
Faridh Zidni, S.Hum, seorang yang bisa disebut ahli dalam hal “Dongeng”,
memberikan kuliah umum (stadium general) kepada Mahasiswa Ilmu Informasi
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi, angkatan 2011. Kuliah umum (stadium general) dengan tema “The
Magical Of Story Telling” yang diadakan pada Rabu 10 Oktober kemaren cukup
meriah. Pemaparan yang lugas, santun, dan menarik dari Kang Aryo telah menyihir
segenap mahasiswa untuk tertegun sembari memperhatikan apa yang disampaikannya.
Tidak terlepas dari tepuk tangan mahasiswa menambah kemeriahan acara ini.
Antusiasme peserta kuliah umum (stadium
general) menambah semakin menariknya acara ini. Acara yang dimulai dari jam
13.00 WIB ini berakhir sekitar jam 15.30-an dengan tidak membuka sesi Tanya
jawab. Pada pemaparannya Kang Aryo banyak membahas bagaimana semangat
mendongeng lahir dari peserta kuliah umum (stadium general) ini. Beberapa
pertanyaan-pertanyaan di atas, dikupas tuntas oleh kang Aryo dengan jelas.
Kang Aryo menyampaikan bahwa “Dongeng
atau dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan “Story Telling” merupakan
suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh komunikate (komunikator dan
komunikan). Pada dasarnya dalam “Story Telling” si komunikator atau si
Pendongeng ini ingin menjelaskan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan kepada
komunikan”. Kegiatan mendongeng tidak mengenal latar belakang budaya,
mendongengpun boleh ke siapapun, ke anak normal maupun abnormal.
Di samping itu pula, sebenarnya
dalam mendongeng tidak hanya sekedar menghibur belaka, melainkan ada hal-hal
lain yang ingin disampaikan di sana .
Nilai-nilai kehidupan (Value of life) menjadi tujuan utama dalam
kegiatan mendongeng ini. Ambil contoh dari kisah Malin Kundang, seorang anak
yang durhaka terhadap Ibunya sehingga dikutuk menjadi batu. Hal itu, merupakan dongeng yang mengandung
nilai-nilai kehidupan, bagaimana semestinya seorang anak harus patuh dan tunduk
terhadap ibunya.
Selian Nilai-nilai kehidupan (Value
of life) yang ingin disampaikan, Kang Aryo menyampaikan ada hal lain
seperti membuat anak gemar membaca dan nantinya diharapkan bisa membaca
(literacy skill), memberi pengetahuan tentang sejarah (story atau knowledge),
membentuk karakter anak, mempererat harmonisasi keluarga, dan tidak lupa pula
juga untuk membentuk supaya anak bisa imajinatif dan kreatif (imaginative
dan creative learning).
Bagaiman
Mendongeng yang Baik
Kang Aryo
menyampaikan, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi dalam mendongeng. Mendongeng
yang baik syarat utamanya adalah Jujur, bagaimana seorang pendongeng harus
Jujur tentang kelebihan dan kekurangannya kepada peserta dongeng (anak-anak). Akan
lebih menarik tentunya ketika seorang pendongeng berkata jujur kalau dia tidak
bisa ini dan itu, antusias peserta dongeng akan ada tidak hanya sekadar
pendongeng mampu atau tidak membawa suasana, tapi kejujuran itu juga menjadi
penting.
Mendongeng tidak hanya kecakapan
berkomunikasi belaka, melainkan mendongeng harus terlahir dari hati. Mengapa
demikian? Sebab komunikasi dua arah dalam dongeng ini akan jauh lebih mengena
ketika dikomunikasikan dengan dengan hati (sense). Apabila mendongeng
dengan jujur dan dengan hati, tentunya akan berpengaruh besar terhadap pola dan
mekanisme dalam penyampaian dongeng tersebut. Si pendongeng akan jauh lebih
mengerti bagaimana body languagenya, ekspresi muka, bagaimana
gerak-gerik matanya ketika mendongeng. Justru dengan hal itulah, proses
mendongeng akan berjalan dengan baik dan efektif, layaknya sebuah komunikasi yang
efektif.
Terlepas dari itu semua, bagaimana feed
back setelah kegiatan mendongeng itu bisa membangkitkan gairah dan semangat
membaca bagi peserta dongeng. Karena secara esensial membaca merupakan
jantungnya pendidikan. Hal yang cukup esensial yang disampaikan Kang Aryo
adalah “reading well, is the heart of all learning, and children who can’t
read well, cant’ learn.”
Apa yang ada
dalam Dongeng
Tidak hanya
dalam peperangan saja yang memerlukan senjata, dalam dongengpun ada beberapa
senjata utama yang perlu disiapkan oleh seorang pendongeng. Senjata paling
utama dari sebuah pendongeng adalah cerita itu sendiri. Cerita yang menarik
tentu akan menjadi hal positif bagaimana dongeng itu berlangsung. Ada tiga macam cerita
dalam bentuk buku, yaitu picture book, illustrated book, dan text
book.
Selain cerita sebagai senjata utama
dalam sebuah dongeng, bagaimana si pendongeng mengeluarkan suara ketika
kegiatan mendongeng berlangsung. Si pendongeng tidak harus merubah-rubah
suaranya dalam mendongeng. Dengar suara yang tegas akan memicu peserta dongeng
untuk mendengarkan.
Sebenarnya ada juga selain yang di
atas, yang menjadi senjata dalam kegiatan mendongeng, yaitu gesture atau
body language seorang pendongeng. Hal itu juga berpengaruh terhadap
jalannya sebuah cerita dalam dongeng akan menarik atau tidak.
Dengan demikian, mendongeng sejauh
ini masih sangat penting keberadaannya. Apalagi bagi mereka yang terkena
musibah atau benaca alam. Kegiatan mendongeng ini akan sangat menghibur bagi mereka yang
terkena musibah dan bencana alam tadi., dan trauma kejadian yang pernah dialami
mereka bisa diobati dengan kegiatan dongeng tadi. Sehingga benar adanya bahwa the
story telling is a magical to everyone in giving happiness and healthy thinking.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda