Kamis, 29 November 2012

Lomba Essay, Puisi dan Cerpen: Suarakan Hak-hak Perempuan (DL 1 Desember 2012: 20:00 WIB)


Lomba Essay, Puisi dan Cerpen: Suarakan Hak-hak Perempuan 


Dunia dikejutkan oleh berita tentang seorang anak perempuan dari Pakistan berumur 14 tahun, Malala Yousufza. Gadis kecil ini tak berdaya, bergelimang darah, setelah ditembak oleh Militan Taliban di negara tempatnya menancapkan pemikiran-pemikiran cerdas dari kepala ranum yang berkerudung indah. Apa yang membuat Malala menjadi sasaran kemarahan Militan Taliban ini?Gadis cemerlang ini menulis di dalam blognya dan aktif menyebarkan ide-ide tentang pendidikan bagi anak perempuan. Diapun mengkritisi kegiatan kelompok-kelompok militan di negaranya.

Seorang feminis, pegiat kemanusiaan dari India, Kamla Bhasin, menulis sebuah puisi yang berjudul"Because I am a girl I must study". Puisi ini berbentuk percakapan seorang ayah dengan anak perempuannya mengenai mengapa si ayah harus menyekolahkan anak perempuannya, sedangkan dia mempunyai banyak anak lelaki yang lebih baik disekolahkan. Anak perempuan itu menjawab dalam salah satu argumennya, "Knowledge brings new light, so I must study. To make a world where girls belong, I must study”.

Kita tutup lembaran perjuangan Malala Yousufza dan Kamla Bhasin lalu melihat dan memikirkan kembali kasus-kasus pelanggaran hak-hak perempuan yang terjadi di Indonesia. Kasus yang menimpa Putri di Aceh seharusnya dapat menjadi cermin nurani bangsa Indonesia mengenai kemerdekaan perempuan Indonesia. Putri yang belia memilih bunuh diri demi menjaga nama baik keluarganya setelah difitnah menjual diri.

Berdasarkan petisi yang diajukan NH Handayani (change.org), tahun 2011 di Bengkulu terjadi perkosaan pada seorang siswi yang akan menghadapi ujian akhir. Pihak sekolah mengeluarkannya karena telah dianggap melakukan tindakan asusila dan membuat citra sekolah buruk. Proses mediasi telah diupayakan dan mendapatkan dukungan dari beberapa lembaga non pemerintah dan pemerintah seperti KPAI, Kementerian PP & PA, Kepala Badan PP & PA namun tak digubris pihak sekolah. Alasannya adalah sekolah memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terkait dengan peraturan di sekolahnya. Tanggal 8 September 2012 dan 8 Oktober 2012 terjadi kasus yang sama di Jawa Timur dan Depok. Dalam kasus ini, korban perkosaan seharusnya mendapat dukungan dan penerimaan masyarakat agar dapat melanjutkan pendidikan dan hidupnya, namun sering kali terjadi sebaliknya, korban malah diintimidasi dan dikucilkan.

Anggota Lingkar Puisi dan Prosa yang secerah mentari,
Para admin Lingkar Puisi dan Prosa – Lembaga Bhinneka terinspirasi dengan keteguhan Malala yang muda dan ketajaman Kamla Bhasin nan senja dalam menyuarakan pendidikan bagi kaumnya, keputusan Putri untuk menjaga nama baik keluarga dan stigma-stigma pada korban pemerkosaan memunculkan banyak pertanyaan seperti:
Apakah yang terjadi di negara Malala sedang terjadi pula di sekitar kita?
Apa yang bisa kita usahakan untuk menyuarakan kepedulian kita terhadap maraknya kekerasan dan kesenjangan penerimaan hak pada perempuan di Indonesia?
Apa yang bisa kita usahakan untuk menyuarakan kepedulian kita terhadap perempuan Indonesia di dalam dan di luar negeri?
Bagaimana stereotype masyarakat Indonesia mengenai kemerdekaan perempuan Indonesia?
Mari jawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan mengirimkan karya anda melalui Lomba Puisi dan Cerpen yang kami selenggarakan dengan tema: Suarakan Hak-hak Perempuan”

Ketentuan Lomba:
A. Ketentuan Umum
1. Lomba dibuka untuk umum (WNI/WNA) dan naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia.
2. Peserta telah bergabung dalam grup Lingkar Puisi dan Prosa – Lembaga Bhinneka dan twitter @LembagaBhinneka.
3. Waktu pengumpulan naskah : 1 November 2012 (00.00 WIB) – 1 Desember 2012 (Pukul 20.00 WIB.)
4. Peserta wajib menyebarluaskan informasi lomba ini.
5. Peserta hanya boleh mengikuti satu jenis lomba dan mengirim satu naskah terbaik.
6. Karya merupakan karya asli bukan saduran dan belum pernah dikirim dan diikutkan pada lomba atau media massa.
7. Peserta mengirim dua file dalam satu email. File pertama berupa naskah yang diikutkan dalam lomba. File kedua berisi biodata narator.
8. Naskah Cerpen dan Essay dikirim ke email Lembaga Bhinneka lingkarpuisiprosa@gmail.comdalam attachment dengan subjek Nama-Judul-Jenis Lomba (C/E), sedangkan naskah Puisidikirim ke email artherpantherolii@yahoo.co.id dengan subjek Nama-Judul (Puisi).

B. Ketentuan Khusus
1. Cerpen
a. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3 (Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis hurufTimes New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah), dan spasi 1,5.
b. Panjang naskah 4-10 halaman.

2. Essay
a. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3 (Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis huruf Times New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah), dan spasi 1,5.
b. Panjang naskah 1-4 halaman. c. Naskah dilengkapi dengan daftar referensi bila naskah berisi data atau teori.

3. Puisi
a. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin 4-4-3-3 (Kanan-Atas-Kiri-Bawah), jenis hurufTimes New Roman 12 (tidak ada perbedaan jenis dan ukuran huruf dalam bagian naskah), dan spasi 1.
b. Panjang naskah 1 halaman.

C. Pengumuman Hasil Lomba dan Hadiah
1. Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 8 Januari 2013
2. Hadiah
Juara 1 : Rp. 400.000,00 + Buku
Juara 2 : Rp. 200.000,00 + Buku
Juara 3 : Rp. 100.000,00 + Buku
Sertifikat untuk 5 besar masing-masing jenis lomba.

Selamat berkarya!

TIM PELAKSANA LOMBA
Koordinator Lomba : Dianna Firefly
1. Cerpen : Tha Artha dan Haz Algebra
2. Puisi : Arther Panther Olii dan Dianna Firefly
3. Essay : Do Ro dan Hendri Yulius
(Pertanyaan dan lain-lain ditujukan melalui grup Lingkar Puisi dan Prosa - Lembaga Bhinneka)

sila ke grup: http://www.facebook.com/groups/169713406459422/ untuk bergabung dan belajar.

Label:

Senin, 05 November 2012

KONSEP PERPUSTAKAAN DI ERA MILENIUM KETIGA

Pustakawan Di Fikom Library and Knowledge Centre (FLKC) sedang melayani pemustaka
Dunia membaca sudah mulai mengakar di berbagai belahan dunia semenjak berabad-abad yang lalu, fenomena ini dilatar belakangi hausnya informasi yang menjerat diri seorang pembaca (reader), sehingga ia harus membaca supaya kehausan terhadap informasi bisa terpenuhi dengan aktifitas membaca. Bukti sejarah mengenai peradaban masa lalu, telah menjadi titik temu tentang sebuah realitas dari aktifitas membaca di masa lalu. Penemuan sebuah prasasti bersejarah di Indonesia yang diyakini oleh para sejarawan berasal dari abad ke-5 masehi, yang kemudian dikenal sebagai prasasti yupa, menjadi bukti yang cukup autentik betapa peradaban Indonesia di masa lalu telah berkembang pesat.[1]
Bukti sejarah di atas sebagai contoh konkrit betapa peradaban di Asia, khususnya di Indonesia telah berkembang pesat pada waktu itu. Aktifitas menulis pada sebuah prasasti, tidak akan terjadi jika aktifitas membaca tidak pernah terjadi sebelumnya. Jadi, aktifitas dan kegiatan membaca sebetulnya sudah terjadi semenjak berabad-abad yang lalu berdasarkan bukti sejarah tadi.
Read More »

Label:

Rabu, 17 Oktober 2012

MARI MENDONGENG BERSAMA KANG ARYO

            Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata Dongeng sudah tidak asing lagi. Dongeng seakan menjadi ruh kehidupan masyarakat Indonesia. Tentu, dulu semenjak kecil kita pernah mendengar sebuah dongeng yang mungkin didongengkan oleh Guru kita semenjak di Taman Kanak-Kanak, atau bahkan sebelum kita tidur, Ibu kita pernah mendongeng sembari menina bobokkan kita.
Mohammad Aryo Faridh Zidni,S.Hum, 
dalam acara Studium General tentang
"The Magical of Stody Telling, pada
Rabu 10 Oktober 2012, di aula Moestopo

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran Jatinangor.
            Hanya saja terkadang kita tidak menyadari apa yang dulu pernah diceritakan atau dijelaskan oleh Guru, atau Ibu kita itu merupakan bagian dari dongeng. Lantas kita mungkin bertanya-tanya apa sebenarnya yang dimakusdkan dengan dongeng? Sebenarnya penting tidak dongeng itu? Mengapa harus ada dongeng? Apa sih filosofi yang terkandung dalam dongeng itu? Siapa yang semestinya mendongeng?
            Dalam kesempatannya, Mohammad Aryo Faridh Zidni, S.Hum, seorang yang bisa disebut ahli dalam hal “Dongeng”, memberikan kuliah umum (stadium general) kepada Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi, angkatan 2011. Kuliah umum  (stadium general) dengan tema “The Magical Of Story Telling” yang diadakan pada Rabu 10 Oktober kemaren cukup meriah. Pemaparan yang lugas, santun, dan menarik dari Kang Aryo telah menyihir segenap mahasiswa untuk tertegun sembari memperhatikan apa yang disampaikannya. Tidak terlepas dari tepuk tangan mahasiswa menambah kemeriahan acara ini.
Read More »

Selasa, 16 Oktober 2012

Madura, dan Sekuntum Air Mata


                ; Someone Special

Akar kenanga telah menjelma abu
setiap kata tercipta dan menjelma lagu
Menuai rindu

Ada air mata rindu yang menetes
Mengalir bersama lenyapnya kehampaan yang meretas
pada sekujur tubuh yang telah kehilangan rohnya.

Madura,
Kau memendam cinta dan air mata,
di antara sekian banyak cerita
kau telah mencipta cerita amat sempurna
meski air mata tumpah bersama sabda

Madura, 2012

Rabu, 27 Juni 2012



Judul Buku       : Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544-1992
Judul Resensi   : Berziarah ke Indonesia Timur tahun 1544-1992
Penulis             : George Miller
Penerbit           : Komunitas Bambu, Januari 2012
Ukuran            : 15,5 x 24 cm
Tebal               : 440 hlm.
Harga              : 110.000
ISBN                 : 978-602-9402-01-8

Berziarah ke Indonesia timur menjadi hidangan bacaan yang sangat spesial, penuturan George Miller dalam bukunya “Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544-1992” merupakan sebuah karya fenomenal dalam melacak akar sejarah para pelancong modern dari barat yang menjelajah kawasan Indonesia Timur.  
     Cerita para penjelajah Indonesia Timur dari barat, sudah menyebar luas di kalangan penjelajah dan pembesar kerajaan di barat pada masa itu. Hampir selama 500 tahun, barat yang dalam hal ini banyak dibintangi bangsa Eropa telah singgah di kawasan ini.
     Miller menulis dalam sebuah kata pengantar bukunya, bahwa “Indonesia Timur merupakan suatu daerah yang secara geografis mencakup Sulawesi (atau celebes), Kepulauan Sunda Kecil, Timor, Maluku, Irian Barat [nama Irian Barat digunakan sejak 1969-1973 kemudian diganti menjadi Irian Jaya, sekarang Papua], dan sejumlah pulau kecil lain yang letaknya berdekatan dengan pulau-pulau besar tersebut” (hlm. xxi).
     Membaca buku Miller ini, serasa mengunyah sebuah makanan renyah dan rasanya sungguh lezat. Indonesia Timur dalam rentan waktu 1544-1992 memang menjadi sebuah tempat impian para pelancong dan penjelajah dunia untuk singgah di tempat ini. Keindahan dan kemolekan tempat ini telah merayu mereka untuk singgah ataupun sekedar berlibur. Kendatipun demikian, sebagian para pelancongn dan penjelajah pada waktu itu juga tertarik singgah karena kekayaan alamnya yang melimpah.
     Sebagai seorang pustakawan senior Australian National University yang juga ahli sejarah Asia Timur dan Asia Tenggara, Miller telah berhasil meramu sebuah tulisan yang sangat kompleks mengenai Indonesia Timur. Tulisan yang diramu dari berbagai sumber yang notabenenya adalah catatan-catatan dan cerita para penjelajah dari barat yang pernah singgah di tempat ini. Menjadi sebuah kisah dan cerita yang memiliki cita rasa tinggi dan sangat menarik yang diuraikan dalam sebuah buku.
     Seperti sebuah kisah yang ditulis Francis Fletcher, seorang pendeta yang ikut dalam sebuah penjelajahan panjang bersama  Francis Drake yang diberi judul Berkah dan Tragedi Sepanjang Jala. cerita ini berkisah tentang Francis Drake, seorang pelaut termasyhur di zaman Elizabeth. Dalam kisahnya Drake merasakan sebuah pengalaman yang sangat berharga, sebuah pengalaman yang berkah dan mengalami berbagai tragedi. Berkah karena mendapat sambutan hangat dari penduduk pribumi, dan tragedi karena ancaman maut tidak luput dari perjalanannya selama  menjelajah dan mengarungi wilayah Indonesia Timur (hlm. 9).
     Persinggahan Drake beserta awak kapalnya di wilayah Indonesia Timur disambut hangat oleh Sultan Babullah, yang pada waktu itu menjabat sebagai Raja Ternate. Drake dalam kisahnya juga ikut andil dalam menyingkirkan portugis dari ternate, yang kemudian portugis bermukim di Ambon.  Hanya saja setelah meninggalkan Maluku dan menemukan sebuah pulau yang ia tinggali selama 26 hari, Drake dan semua awak kapalnya meninggalkan pulau tersebut. Celakanya baru saja angkat jangkar meninggalkan pulau tersebut (pulau kepiting), kapal mereka menabrak sebuah beting atau batu menyerupai karang yang berada di perairan dekat pantai. Sehingga Drake dan semua awak kapalnya nyaris celaka (hlm. 9).

     Cerita yang tak kalah menarikanya dalam buku ini, seperti cerita yang berjudul “Berburu Komodo” yang ditulis oleh W. Douglas Burden. Pulau komodo yang diceritakan merupakan sebuah pulau kecil yang sedikit orang tahu, selain beberapa nelayan mutiara dan pangeran dari Mcklenburge yang sempat singgah dan menetap di pulau ini pada waktu itu. Awalnya hewan besar komodo dianggap sebagai monster oleh penduduk sekitar waktu itu, karena memang sebelumnya masih jarang orang yang meneliti tentang komodo dan tempat itu. Menariknya, tempat ini terdapat hewan besar yang disebut komodo yang mirip buaya besar sebelumnya, yang pada akhirnya para penjelajah yang singgah di pulau ini berhasil menangkap dan menelitinya (hlm. 217-226).
     Selain kedua cerita dan kisah tadi, masih banyak lagi berbagai cerita dan kisah yang ditulis. Sebenarnya dalam buku yang diberi judul “Indonesia Timur Tempo Doeloe 1544-1992” terdapat 28 kisah yang ditulis oleh mereka yang pernah melakukan ekspedisi dan penjelajahan ke wilayah Indonesia Timur. Dari 28 kisah tadi dibagi dalam 6 tema yang meliputi kisah tentang Saudagar Rempah, Para Misionaris dan Pelaut, Kaum Naturalis Abad Ke-19, Petualangan dan Wisata Abad ke-20 di Masa Perang Dunia, Penjelajah dan Wisatawan Abad ke-20, serta Di belakang Garis Pertahanan Musuh.
     Hanya saja, wilayah Indonesia Timur yang dulunya menjadi surganya para pelancong dan penjelajah barat yang banyak dibintangi bangsa Eropa, seakan telah menjadi cerita dan sejarah masa lalu. Saat ini wilayah Indonesia Timur menjadi wilayah yang termarjinalkan karena kurang perdulinya pemerintah terhadap wilayah tersebut. Penduduk dan masyarakatnya seakan tidak dianggap keberadaannya, seperti halnya Papua yang kaya sumber daya alamnya yang melimpah. Akan tetapi penduduk pribuminya tidak bisa merasakan nikmatnya kekakayaan sumber alam yang mereka miliki, melainkan orang asing yang meraup kenikmatan tersebut. Begitupun dengan masyarakat dan penduduk yang berada di daerah perbatasan (baca:Kalimantan timur). Meraka seakan tidak merasakan sejatinya sebuah kemerdekaan. Entah bagaimana kelanjutan cerita dan kisah mereka.
     Terlepas dari semua itu, 28 cerita dan kisah tentang Indonesia Timur dalam kurun waktu 1544-1992, yang diramu oleh George Miller ke dalam sebuah buku,  menjadi kisah inspiratif dan layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan, khususnya akademisi dan praktisi pendidikan dan sejarah Indonesia. Walaupun buku ini bukan merupakan buku sejarah, hanya saja buku ini telah berhasil menjadi ramuan bacaan yang sangat menarik. Selamat membaca. 

Jumat, 15 Juni 2012

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DIANTARA INDIVIDU BERBEDA BUDAYA (INTERCULTURAL COMMUNICATION)



A. Pendahuluan
Melakukan sebuah komunikasi yang baik dengan orang lain, pada dasarnya adalah harapan setiap orang. Setiap orang meyakini bahwa komunikasi yang  baik, yang dibangun oleh setiap orang  akan menjadikan hubungan diantara pelaku komunikasi tersebut akan terjalin dengan baik pula. Dalam komunikasi sebenarnya tidak hanya pesan yang ingin disampaikan, kepada si penerima pesan, begitupun dalam kadar hubungna komunikasi interpersonal, yang menentukan bukan hanya “content” tetapi, “relationship” juga menentukan dalam komunikasi. Walaupun kadar hubungan interpersonal yang terjalin di dalamnya berbeda. 
  Komunikasi interpersonal sebagai bagian dalam lingkup komunikasi (system) tidak hanya menjadi pandangan manusia dalam menyikapi komunikasi. Keberadaan komunikasi interpersonal selalu saja menjadi urgen, karena kita sebagai manasia selalu dan selalu melakukan kegiatan dan aktifitas komunikasi interpersonal tersebut. Meskipun terkadang kita tidak menyadari hal tersebut. 

Read More »

Label: ,

PERAN USES AND GRATIFICATION DALAM KOMUNIKASI MASSA

Oleh: Abd. Qadir Jailani 
Perkembangan komunikasi massa bukan menjadi hal yang baru lagi di berbagai kalangan, begitupun dengan perkembangan media massa yang lambat laun menjadi bagian dari perjalanan kehidupan manusia, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Keberadaan media massa seakan menjadi wajib keberadaannya di tengah kehidupan manusia terkini.
Kalau dulu, keberadaan media massa tidak segencar dulu peranannya, namun saat ini keberadaan media menjadi nafas dari sebuah perjalanan kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Tentunya pertanyaan yang dulu sering dilontarkan banyak pihak mengenai apa yang mendorong kita untuk menggunakan media, bukan lagi menjadi pertanyaan yang esensial sekali, karena keberadaan dari media itu sendiri sudah mewakili jawaban dari pertanyaan tersebut.
Read More »

Sabtu, 21 April 2012

KIPRAH MEMBACA (BUKU) DALAM PROSES MENCERDASKAN ANAK BANGSA

    ”Buku adalah jendela dunia”
Begitulah kata yang tidak asing lagi kita dengar, buku adalah sebuah panduan intelektual begitulah kalau boleh penulis bilang. Mencerdaskan anak bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar, menjadi hal yang cukup intens dan keharusan untuk dicapai. Untuk mencapai hal tersebut, membaca menjadi pilihan utama dalam proses mencerdaskan anak bangsa. Maka tidak salah, jika dalam Islam kita mengetahui bahwa wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Rasulnya, Muhammad Ibnu Abdillah, adalah wahyu mengenai “membaca” atau dikenal dengan “Iqra’.”
   
Read More »

Selasa, 03 April 2012

Batu Karas dalam Sepi



Gemuruh ombak menghantam karang
Menemani kesah dalam kehampaan

Ada setitik cahaya di ufuk timur
Merekah, menjadi saksi akan rindu kepadanya
Rindu sebatas mimpi akan kebersamaan

Aku ingin menghilangkan kesah ini
Tapi kebuntuan menerpa keinginan

Biarlah rindu ini bergemuruh
Seperti ombak yang mengaduh karang Batu Karas

                                                       
Batu Karas, Selasa, 13 Desember 2011 (05:44 WIB)